Masa Kecil
Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang
lahir dari pasangan Zulkarnain
Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang
Jalan Basuki Rahmat), Surabaya,
Jawa Timur dan bekerja
sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai
usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.
Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga
tertarik dengan berbagai macam olahraga
sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal.
Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya
jatuh pada permainan bulu
tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di
bulu tangkis. Tetapi
ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy
hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal
dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali
Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih
hanya pada hari Minggu, dari pagi hari
hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil
yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh
sinar lampu petromax.
Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy
kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke
dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah
Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain
pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain
pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan
sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah
Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada
empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi
permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak
mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik,
seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki
ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya.
Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan
di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu
Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan
ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung
telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa
tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang
disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.
Awal Karier
Profesional
Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya,
akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar
yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu
tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah
menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi
setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya
di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih
baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun
1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy
semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup
untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada
umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England
dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir
15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini
sampai dengan tahun 1974.